Jumat, 08 Januari 2016

Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai | Inilah sejarah kerajaan kutai dimulai dari berdirinya dan pendiri kerajaan kutai sampai runtuhnya kerajaan kutai. Kemudian kita juga akan membahas beberapa peninggalan kerajaan kutai berupa prasasti dan sililah serta letak kerajaan kutai. Materi sejarah ini adalah materi yang dibuat untuk anda yang masih duduk dibangku SMP dan SMA karena penjelasannya sangat mudah untuk ditangkap oleh anda yang masih duduk dibangku smp sma.
Letak kerajaan kutai berlokasi di daerah kutai, kalimantan Timur. Adapun keterangan tentang keberadaan dari kerajaan ini telah diketahui atas ditemukannya tujuh buah prasasti yang berbahasa sansekerta dan huruf pallawa yang berasal dari India. Untuk penggunaan bahasanya pada saat itu masyarakat kutai masih belum mempunyai bahasa yang baku dan huruf tersendiri. Para ahli sejarah, memperkirakan bahwa prasasti atau yupa itu mulai ditulis pada sekitaran tahun 400 M. Untuk perkiraan tersebut didapatkan mengacu pada perbandingan dengan huruf yang sama dan memiliki usia yang telah ditemukan didaerah India.
Pada salah satu yupa tersebut, diketahui bahwa yang menjadi cikal bakal dari kerajaan kutai adalah kundungga, yang diteruskan kepada Aswawarman. Kemudian adapun pengganti dari Aswawarman yang memiliki putra sebanyak tiga orang yaitu Mulawarman. Nampaknya, pada zaman Mulawarman disitulah kerajaan kutai mencapai kejayaan tersebut.

Sejarah Kerajaan Kutai yang lengkap

kerajaan kutai
Kejayaan ini dapat dilihat dari aktivitas ekonomi. Dalam salah satu Yupa tersebut telah dikatakan bahwa pada Raja Mulawarman telah melakukan sebuah upacara korban emas yang sangat banyak. Kemajuan dari kerajaan kutai ini juga terlihat dari tanda adanya golongan terdidik. Mereka terdiri dari para golongan ksatrian dan brahmana yang kemungkinan telah bepergian ke India atau pada pusat-pusat penyebaran agama Hindu yang ada di Asia Tenggara. M asyarakat tersebut mendapat kedudukan yang terhormat dalam kerajaan kutai
Referensi: IPS Terpadu (Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah), Mamat Ruhimat, Nana Supriatna dan Kosim. 2006
Meskipun kutai itu tak terletak dalam sebuah jalur perdagangan internasional, akan tetapi kerajaan tersebut telah memiliki hubungan dagang dengan india dan sudah berkembang dari sejak awal. Pada hal tersebut kemudian, Pengaruh Hindu-Budha mulai tersebar. Salah satu yang menjadi bukti yang menerangkan mengenai kerajaan kutai dimana Yupa diidentifikasi yang merupakan suatu peninggalan Hindu-Buddha dan bahasa yang telah digunakan yaitu bahasa sansekerta. Bahasa sansekerta ialah bahasa Hindu asli. Tulisan atau bentuk dari hurufnya itu dinamakan huruf pallawa, yaitu tulisan yang digunakan pada tanah Hindu Selatan sekitar ditahun 400 masehi. Dengan melihat adanya bentuk huruf dari prasasti yang telah ditemukan maka para ahli menyatakan bahwa Yupa itu telah dibuat sekitar abad kelima. Jadi bisa disimpulkan bahwa kerajaan kutai adalah kerajaan hindu yang pertama ada di Indonesia.
Letak kerajaan kutai di daerah tepi sungai Mahakam yang ada di Kalimantan timur, dimana terdapat di sekitaran pertemuan sungai mahakam bersama anak-anak sungainya. Sungai mahakam mampu dilayari dari pantai hingga masuk ke Muarakaman yang dapat memudahkan suatu kegiatan perdagangan dan akhirnya dapat memperlancar kerajaan kutai.
Adapun bukti yang selanjutnya mengacu dari prasasti yang telah dikeluarkan oleh Raja Mulawarman yang menyatakan bahwa terdapat tiga penguasa yang ada didaerah tersebut. Mulawarman ialah cucu kudungga yang menurut dari para ahli yang merupakan suatu nama Indonesia asli. Hal tersebut terjadi dikarenakan nama Kudungga yang hampir mirip dengan nama yaitu bugis kadungga. Yang sangat menarik dari prasasti tersebut ialah adanya berita yang menyatakan bahwa pendiri kerajaan kutai ialah Aswawarman, bukan kudungga yang telah dianggap telah menjadi raja pertama. Kudunggu mungkin merupakan suatu kepala suku yang setelah ia berinteraksi dengan kebudayaan Hindu-Buddha akan mengubah struktur pemerintahan yang menjadi kerajaan dan akan menurunkan kekuasaannya pada seluruh keturunannya. Kata warman kerajaan pada nama seseorang yang tampaknya menjadi salah satu yang menjadi ciri bahwa seseorang tersebut ialah suatu penganut hindu dengan secara penuh. Dari kriteria nama yang telah disandang Aswawarman tersebut maka dapa disimpulkan bahwa aswawarman ialah pendiri kerajaan kutai tersebut.
Kehidupan Sosial
Pada kerajaan Kutai memiliki golongan masyarakat yang telah menguasai bahasa sansekerta dan bisa menulis huruf Pallawa yaitu golongan para Brahmana. Golongan yang lain ialah suatu golongan ksatria yang terdiri atas kerabat dari Raja Mulawarman. Pada masyarakat kutai akan sendiri merupakan suatu golongan penduduk yang masih erat memegang teguh suatu kepercayaan asli dari leluhur mereka. Mulawarman kemudian menjadi penganut agama hindu syiwa dan golongan para brahmana.
Kehidupan politik
Kudungga tak dianggap menjadi sebagai pendiri dari dinasti karena menggunakan konsep keluarga raja di zaman tersebut masih terbatas di para keluarga raja yang sudah menyerap kebudayaan india pada setiap kehidupan dalam sehari-hari. Raja mulawaranman juga menciptakan adanya stabilitas politik dimana pada masa pemerintahannya tersebut. Itu terlihat dari adanya Yupa yang menyebutkan bahwa Mulawarman menjadi raja berkuasa, kuat dan bijaksana.
Kehidupan Ekonomi.
Adapun mata pencaharian yang utama dalam masyarakat zaman kerajaan kutai merupakan beternak sapi. Pada mata pencaharian yang lain ialah bercocok tanam dan lewat berdagang. ini dilihat dari letak kerajaan kutai berada ditepian sungai mahakam yang sangat subur sehingga cocok untuk pertanian.
Silsilah Kerajaan kutai
Penguasa kerajaan kutai yang pertama ialah kudungga yang kemudian digantikan oleh Raja Aswawarman. Kemudian Aswawarman akan digantikan oleh putrannya yang bernama yaitu Raja Mulawawrman. Raja Mulawarman disebut raja yang paling masyhur dari kerajaan kutai dan sebagai pengatu agama Hindu Siwa. Dan juga diterangkan bahwa raja Mulawarman memiliki jalinan yang baik dengan para rakyat dan brahmana. Hal itu dilihat dari adanya pemberian hadiah kurban emas dan sejumlah 20.000 ekor lembu untuk seluruh para brahmana sebagai wujud terimakasih. Sementara itu untuk sebagai peringatan tentang upacara kurban tersebut, para brahmana kemudian mendirikan sebuah yupa.
Kutai yang berada di tepian sunga, mulai mendorong masyarakatnya untuk mengembangkan di bidang pertanian. Selain di bidang pertanian, mereka kemudian banyak menjalan kegiatan perdagangan. Bahkan telah diperkirakan bahwa telah terjadi hubungan dagang ke beberapa wilayah yang ada dari luar. Pada jalur perdagangan internasional waktu ini sudah ada dari India yang melewati selat makassar, sampai terus mengarah ke Filipina dan hingga di Cina. Didalam pelayarannya tersebut dimungkinkan para pedagang tersebut akan singgah terlebih dahulu di Kutai untuk melakukan penjualan dan pembelian barang dagangan dengan sekaligus untuk menyiapkan beberapa berbekalan untuk pelayaran.Hal inilah yang membuat kerajaan kutai semakin ramai dan rakyat akhirnya hidup makmur.
Adapun raja-raja yang pernah menjabat kerajaan kutai yaitu Raja Kudungga dengan gelar anumerta Dewawarman (pendiri kerajaan kutai); Raja Aswawarman ( merupakan anak kudunggu.); Raja Mulawarman (merupakan anak Aswawarman.); Raja Marawijaya Warman;  Raja Gajayana Warman; Raja Tungga Warman; Raja Jayanaga Warman.; Raja Nalasinga Warman; Raja Nala Parana Tungga; Raja Gadingga Warman Dewa; Raja Indra Warman Dewa; Raja Sangga Warman Dewa; Raja Candrawarman; Raja Candrawarman; Raja Sri Langka Dewa; Raja Guna Parana Dewa; Raja Wijaya Warman; Raja Sri Aji Dewa; Raja Mulia Putera; Raja Nala Pandita; Raja Indra Paruta Dewa; dan Raja Dharma Setia.
eninggalan 1. Prasasti Yupa Prasasti Yupa adalah salah satu peninggalan sejarah kerajaan kutai yang paling tua. benda bersejarah satu ini merupakan bukti terkuat adanya kerajaan hindu yang bercokol di atas tanah Kalimantan. Sedikitnya ada 7 prasasti yupa yang hingga kini masih tetap ada. Apa saja? Simak ulasannya pada posting khusus kami yang membahas tentang 7 isi prasasti Yupa di sini. 
Peninggalan 2. Ketopong Sultan Ketopong adalah mahkota Sultan Kerajaan Kutai yang terbuat dari emas. Beratnya 1,98 kg dan saat ini disimpan di Musium Nasional di Jakarta. Ketopong sultan kutai ditemukan pada 1890 di daerah Muara Kaman, Kutai Kartanegara. Di Musium Mulawarman sendiri, ketopong yang dipajang adalah ketopong tiruan. 
Peninggalan 3. Kalung Ciwa Kalung Ciwa adalah peninggalan sejarah kerajaan Kutai yang ditemukan pada masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Sulaiman. Penemuan terjadi pada tahun 1890 oleh seorang penduduk di sekitar Danau Lipan, Muara Kaman. Kalung Ciwa sendiri hingga saat ini masih digunakan sebagai perhiasan kerajaan dan dipakai oleh sultan saat ada pesta penobatan sultan baru. 
Peninggalan 4. Kalung Uncal Kalung Uncal adalah kalung emas seberat 170 gram yang dihiasi liontin berelief cerita ramayana.  Kalung ini menjadi atribut kerajaan Kutai Martadipura dan mulai digunakan oleh Sultan Kutai Kartanegara pasca Kutai Martadipura berhasil di taklukan. Adapun berdasar penelitian para ahli, kalung uncal sendiri diperkirakan berasal dari India (Unchele). Di dunia, saat ini hanya ada 2 kalung uncal, satu berada di India dan satunya lagi ada di Museum Mulawarman, Kota Tenggarong. 
Peninggalan 5. Kura-Kura Emas Peninggalan sejarah kerajaan kutai yang menurut saya cukup unik adalah kura-kura emas. Benda ini sekarang ada di Musium Mulawarman. Ukurannya sebesar setengah kepalan tangan. Dan berdasarkan label yang tertera di dalam etalasenya, benda unik ini ditemukan di daerah Long Lalang, daerah yang terletak di hulu sungai Mahakam. Adapun berdasar riwayat, benda ini diketahui merupakan persembahan dari seorang pangeran dari Kerajaan di China bagi sang putri raja Kutai, Aji Bidara Putih. Sang Pangeran memberikan beberapa benda unik pada kerajaan sebagai bukti kesungguhannya yang ingin mempersunting sang putri. 
Peninggalan 6. Pedang Sultan Kutai Pedang Sultan Kutai terbuat dari emas padat. Pada gagang pedang terukir gambar seekor harimau yang sedang siap menerkam, sementara pada ujung sarung pedang dihiasi dengan seekor buaya. Pedang Sultan Kutai saat ini dapat Anda lihat di Museum Nasional, Jakarta. 
Peninggalan 7. Tali Juwita Tali juwita adalah peninggalan kerajaan kutai yang menyimbolkan 7 muara dan 3 anak sungai (sungai Kelinjau, Belayan dan Kedang Pahu) yang dimiliki sungai mahakam. Tali juwita terbuat dari benang yang banyaknya 21 helai dan biasanyan digunakan dalam upacara adat Bepelas. 
Peninggalan  8. Keris Bukit Kang Keris bukit kang adalah keris yang digunakan oleh Permaisuri Aji Putri Karang Melenu, permaisuri Raja Kutai Kartanegara yang pertama. Berdasarkan legenda, permaisuri ini adalah putri yang ditemukan dalam sebuah gong yang hanyut di atas balai bambu. Dalam gong tersebut, selain ada seorang bayu perempuan, di dalamnya juga terdapat sebuah telur ayam dan sebuah keris, keris bukit kang. 
Peninggalan 9. Kelambu Kuning Ada beberapa benda peninggalan kerajaan yang dipercaya memiliki kekuatan magis oleh masyarakat adat Kutai hingga saat ini. benda-benda ini ditempatkan dalam kelambu kuning untuk menghindari tuah dan bala yang bisa ditimbulkannya. Beberapa benda peninggalan sejarah kerajaan kutai tersebut antara lain kelengkang besi, tajau, gong raden galuh, gong bende, arca singa, sangkoh piatu, serta Keliau Aji Siti Berawan. 


Peninggalan 10. Singgasana Sultan Singgasana sultan merupakan peninggalan sejarah kerajaan kutai yang masih tetap terjaga hingga kini. Benda tersebut terletak di Museum Mulawarman. Dahulu Setinggil / Singgasana ini digunakan oleh Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sultan Aji Muhammad Parikesit, dan raja-raja kerajaan kutai sebelumnya. Singgasana ini juga dilengkapi dengan payung, umbul-umbul, dan peraduan pengantin Kutai Keraton. 
Peninggalan 11. Meriam Kerajaan kutai merupakan kerajaan yang dilengkapi dengan sistem pertahanan kuat. Hal ini dibuktikan oleh banyaknya peninggalan sejarah berupa meriam dan beberapa alat bela diri lainnya. Adapun meriam, kerajaan kutai memiliki 4 yang hingga kini masih terjaga dengan rapi. Keempat meriam tersebut antara lain Meriam Sapu Jagat, Meriam Gentar Bumi, Meriam Aji Entong, dan Meriam Sri Gunung. 
Peninggalan 12. Tombak Kerajaan Majapahit Tombak-tombak tua yang berasal dari Kerajaan Majapahit juga merupakan peninggalan sejarah  kerajaan kutai. Ya, tombak-tombak tersebut telah ada di Muara Kaman sejak dulu. Ini membuktikan jika kerajaan kutai dan Kerajaan Majapahit pada masa silam memiliki hubungan yang sangat erat. 
Peninggalan 13. Keramik Kuno Tiongkok Ratusan keramik kuno yang diperkirakan berasal dari berbagai dinasti di kekaisaran Cina tempo dulu yang sempat ditemukan tertimbun di sekitar danau Lipan membuktikan bahwa kerajaan kutai dan kekaisaran china telah melakukan hubungan perdagangan yang erat pada masa silam. Ratusan keramik kuno yang menjadi peninggalan sejarah kerajaan Kutai itu kini tersimpan di ruang bawah tanah musium mulawarman di Tenggarong, Kutai kartanegara. 
Peninggalan 14. Gamelan Gajah Prawoto Di Museum Mulawarman saat ini juga terdapat seperangkat gamelan. Gamelan-gamelan ini diyakini berasal dari pulau Jawa. Tak hanya itu, beberapa topeng, keris, pangkon, wayang kulit, serta barang-barang kuningan dan perak yang ada sebagai peninggalan sejarah kerajaan kutai tempo silam juga membuktikan bahwa telah ada hubungan erat antara kerajaan-kerajaan di Jawa dengan Kerajaan Kutai Kartanegara. Nah, itulah 14 peninggalan sejarah kerajaan kutai yang dapat saya jabarkan. Jika Anda ingin lebih mengetahui berbagai benda sejarah ini lebih dalam, silakan datanglah ke Kota Tenggarong, Kutai Kartanegara, tepatnya di Museum Mulawarman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar